Tips Cara Merawat Tranmisi Matic
Tips Toyota – Meskipun bukan sesuatu yang baru, transmisi otomatis baru mulai populer di Indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini, apalagi kalau bukan karena kemacetan lalu lintas yang kian meningkat.
Mobil bertransmisi memang otomatis lebih nyaman dibanding mobil bertransmisi manual, namun perangkat ini membutuhkan perhatian khusus karena teknologinya yang tidak sesederhana manual. Oleh karena itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh para penggunanya, agar kenyamanan yang diberikan oleh transmisi ini bertahan lama.
Seperti perangkat lain yang membutuhkan pelumasan, transmisi otomatis juga membutuhkan pergantian pelumas. Tetapi Anda juga harus memperhatikan jenis transmisi otomatis seperti apa yang digunakan pada mobil Anda. Karena saat ini transmisi CVT juga semakin populer.
Oleh karena itu ada baiknya Anda menyempatkan membaca buku petunjuk kendaraan (manual book) agar tidak salah dalam memperlakukan kendaraan kesayangan Anda. Masing-masing kendaraan terkadang berbeda dalam menentukan masa penggantian pelumas. Ada yang tiap 20-30 ribu km, tetapi ada juga yang hingga 40 ribu km.
Yang pasti, dalam hal ketinggian, level pelumas harus terpelihara selalu berada pada kondisi cukup. Pelumasan yang berlebih akan menjadikannya berat sementara kalau kurang dapat menimbulkan kerusakan serius.
Jika kita perhatikan pada tuas transmisi otomatis akan tertera deretan huruf P-R-N-D. Saat dikendarai, pengemudi umumnya selalu bermain antara posisi D (drive) dan N (neutral). Saat berhenti untuk waktu yang lebih dari 10 detik, biasakanlah untuk memindahkan tuas transmisi ke posisi N terutama pada lampu setopan.
Selain untuk menghindari keausan berlebihan pada sistenm transmisi, cara ini sangat efektif mengurangi keausan komponen rem dan sekaligus mengurangi beban mesin yang ujung-ujungnya dapat meningkatkan efisiensi bahan bakar.
Tombol overdrive (OD on/off) sebaiknya digunakan hanya ketika Anda ingin segera mendahului kendaraan di depan atau menyusuri jalan mendaki. Biarkan selalu pada kondisi on agar transmisi dapat mencapai posisi gigi tertinggi. Jika tidak, maka transmisi akan ‘bermain’ 1 gigi di bawah top gear.
Jika sistem transmisi kendaraan Anda memiliki fasilitas tambahan yang umumnya dapat ditandai dengan melihat kode P-R-N-D-3-2-L, Anda bisa memanfaatkan kelebihan ini saat mendahului kendaraan atau mendaki layaknya mengoperasikan transmisi manual. Anggap saja L adalah gigi 1, 2 adalah gigi 2 dan seterusnya.
Karena dengan cara ini mampu meningkatkan performa transmisi otomatis, maka sejumlah produsen justru melengkapi transmisi otomatis mereka dengan tambahan mode manual. Bahkan banyak kendaraan kelas menengah juga mulai menggunakan fitur ini.
Mobil bertransmisi memang otomatis lebih nyaman dibanding mobil bertransmisi manual, namun perangkat ini membutuhkan perhatian khusus karena teknologinya yang tidak sesederhana manual. Oleh karena itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh para penggunanya, agar kenyamanan yang diberikan oleh transmisi ini bertahan lama.
Seperti perangkat lain yang membutuhkan pelumasan, transmisi otomatis juga membutuhkan pergantian pelumas. Tetapi Anda juga harus memperhatikan jenis transmisi otomatis seperti apa yang digunakan pada mobil Anda. Karena saat ini transmisi CVT juga semakin populer.
Oleh karena itu ada baiknya Anda menyempatkan membaca buku petunjuk kendaraan (manual book) agar tidak salah dalam memperlakukan kendaraan kesayangan Anda. Masing-masing kendaraan terkadang berbeda dalam menentukan masa penggantian pelumas. Ada yang tiap 20-30 ribu km, tetapi ada juga yang hingga 40 ribu km.
Yang pasti, dalam hal ketinggian, level pelumas harus terpelihara selalu berada pada kondisi cukup. Pelumasan yang berlebih akan menjadikannya berat sementara kalau kurang dapat menimbulkan kerusakan serius.
Jika kita perhatikan pada tuas transmisi otomatis akan tertera deretan huruf P-R-N-D. Saat dikendarai, pengemudi umumnya selalu bermain antara posisi D (drive) dan N (neutral). Saat berhenti untuk waktu yang lebih dari 10 detik, biasakanlah untuk memindahkan tuas transmisi ke posisi N terutama pada lampu setopan.
Selain untuk menghindari keausan berlebihan pada sistenm transmisi, cara ini sangat efektif mengurangi keausan komponen rem dan sekaligus mengurangi beban mesin yang ujung-ujungnya dapat meningkatkan efisiensi bahan bakar.
Tombol overdrive (OD on/off) sebaiknya digunakan hanya ketika Anda ingin segera mendahului kendaraan di depan atau menyusuri jalan mendaki. Biarkan selalu pada kondisi on agar transmisi dapat mencapai posisi gigi tertinggi. Jika tidak, maka transmisi akan ‘bermain’ 1 gigi di bawah top gear.
Jika sistem transmisi kendaraan Anda memiliki fasilitas tambahan yang umumnya dapat ditandai dengan melihat kode P-R-N-D-3-2-L, Anda bisa memanfaatkan kelebihan ini saat mendahului kendaraan atau mendaki layaknya mengoperasikan transmisi manual. Anggap saja L adalah gigi 1, 2 adalah gigi 2 dan seterusnya.
Karena dengan cara ini mampu meningkatkan performa transmisi otomatis, maka sejumlah produsen justru melengkapi transmisi otomatis mereka dengan tambahan mode manual. Bahkan banyak kendaraan kelas menengah juga mulai menggunakan fitur ini.
0 comments: